Rajin Ibadah Tapi Akhlak Buruk – Di agama islam, yang namanya ibadah itu sudah menjadi kewajiban. Ibadah yang paling penting yaitu shalat sebagai rukun islam yang kedua. Lantas apakah ada orang yang rajin ibadah tapi akhlak buruk? Ternyata sering dijumpai orang semacam itu. Lantas apa penyebab hal itu? Apakah ibadahnya akan diterima? berikut uraian enam penyebab yang mungkin di bawah ini:
1. Kurang Paham Qur’an
Muslimin diperintah rajin ibadah tidak hanya untuk mendapatkan pahala. Ibadah mempunyai tujuan etis serta moral. Al-Qur’an menjelaskan Allah mengatakan shalat itu mencegah perbuatan keji serta munkar. Puasa harus membuat orang bertakwa. Puncak ketaqwaan adalah akhlak yang mulia. Hadis mengatakan pelaku ibadah haji, tak akan berkata kasar dan jelek, tak melampaui batas syariat dan kebenaran.
Syekh Thayyib mengatakan ibadah serta akhlak seperti sisi depan dan belakang mata uang yang yang keduanya tak terpisahkan. Karena itu jika rajin ibadah tapi akhlak buruk maka orang itu pasti belum benar-benar memahami Qur’an.
2. Cinta Dunia
Jika hari orang lebih cinta dunia dibanding Allah, ilmu agama serta ibadah bahkan dipakai untuk mendapat dunia yang inginkannya. Rajin ibadah bukan dipakai mencari posisi disamping Allah SWT, tetapi untuk mendapat kedudukan di mata orang. Contoh mahasiswa rajin ibadah supaya dipandang saleh atau salehah, dianggap aktivis pengajian, taat berhijab dsb.
Ibadah diupayakan tidak ditujukan pada Allah SWT. Hati ingin kedudukan dunia dengan amalan akhirat. Allah sudah pasti tahu hal ini karena Dia Maha Mengetahui semua isi hati.
3. Tidak Bisa Mengekang Diri
Jika masih terlihat orang beribadah, tetapi masih saja melakukan hal buruk di masyarakat ini tanda ibadah itu tidak bermanfaat. Jika ibadah tidak melahirkan akhlak mulia, ibadah itu tak bermanfaat pada hari kiamat. Rajin ibadah tapi akhlak buruk malah menjerumuskannya dalam neraka.
Di Hadis dikisahkan perempuan berpuasa siang hari, malam hari beribadah, tetapi suka menyakiti sesama dengan perkataan. Ibadahnya yang banyak, tak bermanfaat di akhirat karena tidak mengekang diri berbuat kesalahan. Maka penting wanita itu untuk belajar menahan lisan. Orang berakhlak mulia nanti akan dekat dengan Rasulullah di akhirat daripada yang rajin ibadah, tetapi tidak berakhlak.
4. Ibadah Hanya Ingin Supaya Jadi Terpandang
Seharusnya saat dipanggil sebagai hafiz orang seharusnya malu di hadapan Allah, bukannya puas dengan sebutan itu. Bukan hanya hafal Qur’an, merasa sudah beramal dengan mengetahui. Contoh saat tahu ilmu sedekah, dia mengajak orang lain bersedekah tetapi dia sendiri tak bersedekah sebab merasa sudah beramal dengan ilmunya padahal belum. Ia hanya bangga dipanggil Hafiz.
Baca Juga : Pahala Mengikhlaskan Hutang Orang Dalam Agama Islam
5. Tidak Berusaha Mengamalkan Ibadahnya
Ingat iman itu menguatkan bila ilmu diamalkan. Misal, sesudah dapat hadist mengenai senyum, mujahadah kaulah senyuman. Ketika dapat hadis mengenai menahan amarah mendatangkan surga, maka ia harus menahan dan mengendalikan amarahnya. Muslimin mesti bermujahadah guna mengamalkan ilmu yang didapatnya, bukan rajin ibadah tapi akhlak buruk.
Baca Juga : Contoh Fiqih Ibadah Yang Di Terapkan Dalam Agama Islam
6. Ujub
Ujub adalah hati yang sudah bermain. Dengan ilmu yang didapat dia melihat orang lain semuanya bodoh, sesat dan bid’ah. Padahal ilmu tidak berarti bila tidak akhlakul karimah. Ilmu tak berguna jika tidak takut pada Allah. Orang ujub tidak nyaman pada dirinya sendiri demikian pula ucapannya.
Demikian penyebab rajin ibadah tapi akhlak buruk bagi beberapa orang. Alasan utama bukan Allah yang jadi tujuan ibadah dan pencarian ilmunya. Jadi walau ilmu banyak dan ibadahnya rajin, akhlak tetap tak berubah.
Bila Allah jadi tujuan, dunia tidak akan menarik. Yang dirindukannya pasti ampunan dan rahmat Allah. Berharap dapat khusnul khotimah, bertemu dengan Allah di akhirat. Menurut hadits shahih justru orang rajin beribadah tanpa amalan yang pertama kali dibuang ke neraka.